Social Icons

Jumat, 14 Juni 2013

Apa itu Diabetes? Dan bagimana cara mengatasinya?

seputar pengetahuan tentang masalah diabetes

dari hasil survei yang dirilis american diabetes association (ada) disebutkan ternyata hanya 30 persen pria penyandang diabetes yang memiliki informasi terkait diabetes. dan tidak lebih dari 20 persen yang sudah menerapkan pola makan yang sesuai dengan kondisi mereka. memiliki pengetahuan yang cukup, sebenarnya sangat penting bagi penyandang diabetes dan keluarganya dalam membantu menerapkan pola hidup sehat guna mengendalikan penyakit diabetes.

berikut beberapa fakta yang cukup penting untuk diketahui oleh para pria diabetesi untuk menjadi sumber rujukan agar bisa belajar bagaimana menerapkan pola hidup yang lebih sehat.

resiko disfungsi ereksi
penurunan hormon testosteron banyak dialami pria dengan diabetes. diabetes juga merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol ereksi, sehingga mudah terjadi disfungsi ereksi. pria diabetesi beresiko mengalami disfungsi ereksi 10-15 tahun lebih cepat daripada pria tanpa diabetes.

tingkat depresi
pria dengan diabetes beresiko tinggi / rentan terhadap pikiran galau, stress dan depresi ketimbang yang tidak diabetes.

tingkat harapan
kematian karena penyakit jantung diabetesi sekitar 2-4 kali lebih tinggi daripada yang tanpa diabetes. harapan hidup pria dengan diabetes lebih pendek daripada perempuan diabetesi.

ancaman kebutaan
diabetes akan merusak pembuluh yang menjadi saluran gizi bagi retina. akibatnya, potensi kebutaan karena diabetes retinopati akan lebih besar. di kalangan orang yang terkena diabetes sebelum usia 30 tahun, pada pria, gangguan retinopati datang lebih cepat daripada perempuan.

amputasi
kerusakan vaskular juga sering memengaruhi kaki, sehingga lebih dari 60 persen kasus amputasi kaki yang bukan karena trauma disebabkan diabetes. amputasi terkait diabetes pada pria 1,5 - 2,7 kali lebih tinggi tinggi daripada perempuan.

nyeri
pada pria diabetesi, gejala berupa nyeri di paha, betis, bokong selama olahraga, kram, perubahan suhu tubuh, sariawan berkepanjangan, bengkak, lebih sering dialami.

demensia
pria diabetesi lebih beresiko mengalami alzheimer dan bentuk lain dari demensia.

kegemukan
tak kurang dari 90 persen orang dengan diabetes mengalami kelebihan berat badan.

Penyebab Utama Diabetes Melitus Adalah Pola Hidup 
Seringkali orang menganggap penyakit Diabetes Melitus (DM), semata disebabkan faktor keturunan.
Padahal, faktor keturunan hanya 20 persen. Penyebab utama penyakit yang kerap disebut kencing manis, adalah pola hidup. Pola hidup yang mengonsumsi makanan tinggi kalori, obesitas, rendah serat, dan jarang olahraga.
Direktur Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Ekowati Rahajeng menuturkan, jumlah penderita diabetes di Indonesia sangat tinggi.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penderita diabetes di Indonesia mencapai 8,4 juta orang. Pada 2020, diperkirakan penderita diabetes bertambah menjadi 12 juta orang.
Padahal, penderita diabetes umumnya juga mengalami komplikasi seperti neuropati (gangguan saraf), retinopati (gangguan penglihatan), juga menambah risiko terkena stroke dan jantung, serta gangguan ginjal.
Pasien cuci darah yang ginjalnya sudah tidak berfungsi kebanyakan karena komplikasi DM.
“Hanya 20 persen disebabkan faktor genetik atau keturunan. Faktor tersebesar pola hidup tidak sehat,” ujar Ekowati, pada acara media briefing tentang 'Partnership for Diabates Control in Indonesia', di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2013).
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr dr Pradana Soewondo SpPD-KEMD mengatakan, berdasarkan data International Diabates Management Program Study (IDMPS) yang dilakukan Sanofi pada 2007-2008 terhadap 674 pasien diabetes di Indonesia, 89 persen mendapatkan obat diabetes, dan 19 persen pasien menggunakan insulin.
Selain itu, 48 persen pasien menderita hipertensi, dan 54 persen menderita kolesterol tinggi. Akibatnya, selain mendapat obat diabetes, pasien juga mengonsumsi obat untuk gangguan lain yang menyertainya. Adanya gangguan penyerta (hipertensi dan kolesterol), akan menambah risiko terjadinya komplikasi pada pasien diabetes.
“Ada epidemic flu burung langsung menyebabkan geger. Tapi epidemic DM, tidak geger. Karena, pasien DM meninggalnya pelan-pelan, tapi tetap butuh biaya yang besar, apalagi jika sampai cuci darah,” tutur Pradana.
Sebenarnya, lanjut Pradana, diabetes tidak masalah asal tidak komplikasi. Sehingga, jika belum terkena diabetes, harus mencegah. Jika sudah diabetes, maka harus dicegah komplikasinya. Caranya, dengan mengontrol gula darah secara rutin, berobat teratur, serta mengubah pola hidup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar